Saturday 2 June 2012

Keluarga Fondasi Utama Pembentuk Karakter Anak

Terkadang orang tua tidak menyadari apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka ketika dewasa adalah akibat dari pola asuh yang mereka berikan pada anak-anak mereka di waktu kecil. Seorang anak yang lahir ibarat kertas putih yang masih kosong, polos, tanpa tulisan apapun. Tinggal bagaimana para orang tua menggoreskan, memberi warna pada kertas itu, apakah baik atau buruk.
Menjadi orang tua tidaklah mudah. Seorang anak bisa belajar hanya dengan melihat apa yang orang tua mereka lakukan, tanpa diajarkan, tanpa diminta untuk mendengarkan perkataan orang tua, tanpa melalui komunikasi. Dan apa yang mereka lihat, mereka belajar dan merekamnya dalam memori mereka. Robert Fulghum mengatakan, “Jangan mengkhawatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan Anda, khawatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati Anda”.
Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan dimana anak itu dibesarkan, keluarga, sekolah dan lingkungan tempat tinggal mereka. Dan keluarga adalah lingkungan yang paling berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Karena keluarga adalah tempat pertama dimana seorang anak berinteraksi.
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Dalam dunia psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Dari pengertian tersebut, bisa dikatakan karakter itu bisa dibentuk, diarahkan. Dan faktor terbesar pembentuk karakter yang baik adalah di lingkungan keluarga, yaitu orang tua.
Masa yang paling baik dalam pembentukan karakter seseorang adalah masa kanak-kanak, dimulai sejak usia 0 tahun sampai 6 tahun. Maka pada umur 0-6 tahun banyak orang menyebutnya sebagai masa emas anak (golden age). Dimasa ini potensi seorang anak mulai dikembangkan. Para orang tua diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam bersikap didepan anak-anak mereka.
Dorothy Law Nolte, dalam menyatakan dalam quotenya, “Bila seorang anak dibesarkan dengan kritik,ia akan belajar menghukum. Bila seorang anak dibesarkan dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan. Bila seorang anak dibesarkan dengan olokan, ia belajar menjadi malu. Bila seorang anak dibesarkan dengan rasa malu, ia akan belajar merasa bersalah. Bila seorang anak dibesarkan dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri. Bila seorang anak dibesarkan dengan keadilan,ia akan belajar menjalankan keadilan. Bila seorang anak dibesarkan dengan ketentraman, ia akan belajar tentang iman. Bila seorang anak dibesarkan dengan dukungan,ia akan belajar menyukai dirinya sendiri. Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan , ia akan belajar untuk mencintai dunia.”
Banyak para orang tua yang tidak menyadari hal-hal diatas, tentang bagaimana mendidik seorang anak. Apa yang diraih oleh seorang anak dimasa sekarang merupakan hasil dari didikan orang tua mereka dimasa kecil. Pendidikan yang baik diperlukan untuk membangun karakter yang baik untuk anak.
Ada sebuah cerita yang bisa dijadikan contoh, ketika itu saya melihat acara Mario Teguh di Metro TV, ada seorang wanita muda yang meminta motivasi dari pak Mario Teguh. Dia bercerita bahwa dia selalu merasa tidak percaya diri akan kemampuan yang ia miliki, selalu takut dalam menghadapi tantangan-tantangan hidupnya, didalam ia bekerja, ia selalu merasa takut akan gagal. Ia sadar bahwa ia bisa, tapi rasa takut yang lebih besar mempengaruhi dirinya. Si wanita ini mengatakan bahwa keluarganya selalu mengatakan bahwa “kamu gak akan bisa”. Selalu membuat ia merasa down. Sehingga ia selalu merasa tidak percaya diri dalam melakukan aktifitas. Sampai hingga sekarang ia belum mampu mengejar cita-citanya yang sangat ingin dicapai.
Dari contoh diatas, kita bisa menarik kesimpulan, bahwa sesungguhnya orang tua tersebut merugi, bersalah. Karena membuat masa depan anaknya buruk. Seharusnya si orang tua mendukung, men-support anaknya, bukan menjatuhkan anaknya, sehingga timbul kepercayaan diri yang kuat pada si anak tersebut untuk mampu meraih semua cita-citanya.
Jadi sukses atau tidaknya seseorang bukan hanya ditentukan oleh faktor kejeniusan, tapi juga karakter yang dimilikinya. Jika ia memiliki karakter yang baik, yang bisa membawa diri dengan baik dilingkungan dimana ia tinggal, ia akan meraih sukses. Dan pembentukan karakter yang baik itu sendiri tidak lepas dari peran penting orang tua, sebuah keluarga.
Tulisannya ini bukan hanya ditujukan untuk para orang tua, tapi untuk kita juga para calon orang tua. Agar kelak, ketika kita menjadi orang tua, kita bisa menjadi orang tua yang baik, contoh yang baik bagi anak kita kelak, sehingga kita bisa membentuk karakter yang baik, pribadi yang baik untuk mereka, serta kita tidak akan salah dalam mendidik anak-anak kita kelak. Semoga bermanfaat.

catatan pak guru

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Post a Comment