Wednesday 29 February 2012

Do'a Orang Tua Buat Anak Untuk UNAS

catatan pak guru
Do'a Orang Tua  Buat Anak Untuk UNAS
Agar tenang menghadapi UJIAN NASIONAL
Munif Chatib
Betapa pilu melihat tayangan di TV tentang derai tangis siswa siswi kita menghadapi UJIAN NASIONAL yang akan digelar mulai minggu depan. Mulai jenjang SMA, SMP dan SD. Namun jika boleh jujur yang paling was-was, tidak tenang, sampai jatuh dalam ‘kepikiran’ yang amat sangat adalah para orangtua. Untuk itu saya mencoba urun rembuk ‘ketenangan psikologis’ orangtua yang mempunyai anak yang akan melaksanakan UJIAN NASIONAL. Kali ini saya tuliskan bait-bait munajat doa buat buah hati kita, investasi kita terbaik dunia akhirat, yaitu anak-anak kita. Semoga membantu memberi ketenangan.

Ya Allah…
Berikanlah ketenangan pada aku dan pada diri anakku
Menghadapi satu tahapan penting dalam kehidupannya
Kuatkan tubuh anakku … hindarkan dari sakit
Dan jauhkan hamba ini dari perilaku
yang membuat buah hatiku sakit
Sakit fisiknya … sakit hatinya …
Ya Allah ampuni hambamu …
Yang malah membebani anakku dengan perintah perintah
Padahal sudah bongkok pundak anakku memanggul beban
Yang malah membebani anakku dengan makian-makian
Padahal mereka sekarang butuh ceria, canda dan tawa
Ya Allah sadarkan nurani dan pikiranku …
Terangkan dan buat sejuk hatiku
Kala melepas anakku pergi sekolah
Kala menerima anakku pulang sekolah
Sadarkan dalam pikiranku ya Allah ..
Bahwa anakku pergi berjuang
Bahwa anakku pulang dalam kelelahan
Ampuni hamba ini ya Allah …
Yang menyambut pahlawannya dengan tekanan
Yang menyambut pahlawannya dengan marah
Yang tidak memberi kesempatan pahlawannya
istirahat barang sejenak
Hamba tahu bahwa ujian nasional itu penting
Namun jangan sampai merusak hubungan aku dengan anakku
Jangan sampai membuat lubang menganga dalam hati anakku
Sehingga mereka menjadi manusia peragu
Sehingga mereka menjadi manusia penakut
Sehingga mereka menjadi manusia
yang tak punya kepercayaan diri
Sehingga mereka merasa menjadi manusia lemah dan bodoh
Ya Allah …
Karuniakan kata-kata yang sejuk yang keluar dari mulut hamba
Untuk membantu anak hamba yang sedang butuh bantuan
Untuk mendinginkan panasnya mentari yang membakar otaknya
Untuk memberi semangat bahwa anakku harus berhasil
Untuk memberi pengertian bahwa yang terpenting adalah proses
Untuk memberi keteduhan kala harapan yang tinggi tak tergapai
Ya Allah …
Patrikan hambamu keyakinan
Bahwa anak kami akan melewati ujian ini dengan tenang
Bahwa anak kami akan mampu melewati titian berikutnya
Bahwa anak kami pasti akan menemukan
kondisi akhir terbaiknya
Bahwa kami dan anak kami siap menerima segala takdirmu
Setelah kami dan anak kami berusaha sekuat mungkin
Apapun keputusanMu Ya Allah …
Kami yakin akan ada hujan hikmah buat kami sekeluarga
Amien

Strategi Mengajar MI Untuk Semua Jenjang Pendidikan

catatan pak guru
By Munif Chatib
Beberapa pertanyaan masuk ke email saya tentang strategi mengajar. Intinya ada sebagian guru yang menganggap strategi mengajar multiple intelligence hanya cocok untuk jenjang TK dan SD, sedangkan SMP, SMA dan seterusnya sudah tidak cocok lagi. Saya sepertinya perlu meluruskan dan menjawab pertanyaan ini.
Pertama, istilah strategi multiple intelligence seperti yang saya tulis dibuku saya GURUNYA MANUSIA adalah seperti sebuah konteks yang luas. Apapun nama strateginya, saya berusaha menamakan itu strategi multiple intelligence. Contoh strategi sosio drama (role play) sah-sah saja saya masukkan dalam keluarga besar strategi multiple intelligence. Demikian juga kolaboarasi, service learning, simulasi, dan lain-lain. Bersama teman-teman guru yang kreatif, sudah terkumpul 200 lebih strategi mengajar yang kami namakan strategi multiple intelligences. Pernah seorang teman di kampus bertanya kepada saya untuk saya membuat definisi formal tentang srategi multiple intelligences. Saya katakan strategi multiple intelligences adalah strategi mengajar dalam sebuah proses belajar mengajar yang menitik beratkan pada kecocokan antara gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran tuntas. Istilah multiple intelligence saya pakai sebab untuk mengetahu gaya belajar seseorang itu bersumber pada kecerdasannya, yang saat ini diistilahkan multiple intelligences. Yang sering kurang dipahami, adalah pada saat guru memberikan tes kepada siswanya dalam bentuk apapun, tes formatif, sumatif, atau ujian akhir, sebenarnya aktivitas tersebut adalah sebuah strategi. Kami menamakan strategi ‘exercise’. Dan strategi exercise itu adalah salah satu dari ratusan strategi multiple intelligences.
Kedua, dalam buku saya GURUNYA MANUSIA dijelaskan bahwa, strategi mengajar itu mengandung unsur-unsur metode, prosedur aktivitas dari metode tersebut, yang di dalamnya ada istilah teknik dan trik, lalu terakhir adalah penilaian. Jadi ketika saya mengajar di jenjang TK saya memilih strategi SOSIO DRAMA atau roleplay, demikian juga saya mengajar SD kelas 5 menggunakan stategi yang sama. Ketika saya menggunakan strategi sosio drama itu ke jenjang SMP dan SMA, hasilnya luar biasa. Semua siswanya sangat antusias mengikuti proses belajar. Ketika saya mengunakan strategi sosio drama di kampus, para mahasiswa menyambutnya dengan dahsyat. Lalu apa yang membedakan strategi itu pada setiap jenjangnya? Pastilah pada unsure prosedur aktivitas dan penilaiannya. Saya berpendapat, teman-teman guru yang mengatakan bahwa strategi multiple intelligences hanya cocok untuk jenjang TK dan SD mungkin disebabkan kurang pahamnya terhadap ‘ruh’ strategi mengajar itu sendiri. Saya dulu juga terjebak kalau mengajar pada tingkat SMP, SMA dan perguruan tinggi, hanya menggunakan strategi tunggal yaitu metode ceramah. Padahal betapa banyak siswa dan mahasiswa yang mengantuk pada saat guru dan dosennya berceramah.
Ketiga, strategi multiple intelligence, apapun metodenya, menurut saya lebih banyak menggunakan pendekatan ‘student center’ yaitu siswa sebagai penerima informasi yang harus aktif dalam pembelajaran.
Jadi kesimpulannya, strategi mengajar multiple intelligence dengan metode apapun dapat dipraktekkan dalam semua jenjang pendidikan. Saya pernah berdiskusi dengan sekelompok guru yang getol tidak mau menerima strategi multiple intelligence untuk jenjang SMP ke atas, ternyata pada ujung diskusi, kita menyimpulkan kelompok guru tersebut adalah guru yang tidak mau repot, tidak kreatif, mereka hanya ingin mengambil gampangnya saja dalam mengajar, yaitu ‘berceramah’. Semoga semua guru terhidar dari jebakan kemalasan untuk kreatif. Semoga bisa membantu