Wednesday 24 April 2013

METODE PENGHITUNGAN KALENDER HIJRIAH

catatan pak guru

1. Mukadimah

Allah Swt. telah menciptakan bulan sebagai satelit bumi. Bola kecil ini selalu berevolusi mengelilingi bumi dalam waktu yang telah Dia tentukan pada lintasan yang telah Dia tentukan pula. Bulan berotasi terhadap porosnya selama 27,3 hari. Ia pun berevolusi terhadap bumi selama 27,3 hari. Efek dari perputaran ini, permukaan bulan yang terlihat dari bumi tidak berubah dari waktu ke waktu.

Salah satu manfaat dari penciptaan bulan adalah kegunaannya sebagai patokan dalam penentuan penanggalan. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “ Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus: 5)

Dalam ayat ini Allah Swt. juga memberikan ‘kesaksian’ bahwa bulan digunakan sebagai patokan penanggalan. Selain itu apabila melihat realitas yang terjadi pada manusia, beberapa kalender juga menggunakan sistem lunar calendar. Ambil contoh, Kalender Jawa dan Kalender Hijriah. Keduanya menggunakan sistem lunar calendar.

Pada makalah yang sederhana ini, penulis mencoba untuk sedikit menelaah sistem kalender lunar (baca: Kalender Hijriah). Sistem kalender yang acuannya perhitungannya didasarkan atas pergerakan bulan.

2. Pergerakan Bulan

Ada dua macam pergerakan bulan:
1. Siderial month : periode yang dibutuhkan bulan untuk berputar 360° mengelilingi bumi, lamanya 27,321 hari.
2. Synodic month : periode antara satu bulan baru dengan bulan baru lainnya, lamanya 29,53059 hari atau 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik. Ada perbedaan sekitar 2 hari dengan siderial month karena bumi juga berevolusi terhadap matahari pada arah yang sama, sehingga untuk mencapai konjungsi berikutnya memerlukan tambahan waktu.

Dari kedua fase tersebut, yang umum digunakan dalam penentuan Kalender Hijriah adalah synodic month.

Arah revolusi bulan terhadap bumi sama dengan arah revolusi bumi terhadap matahari, dari Barat ke Timur. Akibat dari revolusi bulan ini dan kombinasinya dengan revolusi bulan mengelilingi matahari, penduduk bumi dapat menyaksikan berbagai macam fase bulan, mulai dari bulan baru, bulan separuh, sampai klimaksnya pada fase bulan purnama kemudian bulan mati dan akan kembali lagi ke titik awal revolusi, dimulai lagi dari fase bulan baru.

Setiap bulan, terjadi peristiwa konjungsi (ijtimak), dimana matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis bujur yang sama, dilihat dari arah timur maupun barat. Peristiwa penting inilah yang menjadi patokan awal bulan baru, meskipun tidak semua aliran menjadikan konjungsi sebagai tanda dimulainya awal bulan.

3. Sekilas Kalender Hijriah

Kalender hijriah, didasarkan atas pergerakan sinodis bulan, yaitu selama 29,5309 hari atau 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik. Sehingga dalam waktu 12 bulan akan mencapai sekitar 354,367 hari. Mengapa yang dipilih sebagai jumlah bulan dalam tahun hijriah adalah 12? Menurut Dr. Ali Hasan Musa, sebenarnya tidak ada argumentasi astronomis satu pun yang mendasari akan hal ini. Akan tetapi, salah satu alasan yang dapat digunakan adalah, karena dengan 12 bulan akan mendekati jumlah hari pada solar calendar (?).Sebenarnya apabila kita merujuk kembali pada Firman Allah Swt.,

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah menambah kekafiran. disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, Maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Taubah: 36-37)

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa sejak awal, Allah Swt. sudah menentukan bahwa jumlah bilangan bulan dalam al-Quran adalah 12. Hal ini juga berdasarkan atas Hadis Nabi Saw, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, al-Nasâ’i, Imam Bukhari, Imam Muslim, dan banyak rawi lainnya.

Artinya: “Dari Abu Bakrah, sesungguhnya Nabi Saw. berkhutbah pada haji wadâ‘, bersabda,’ Ketahuilah, sesungguhnya waktu beredar sesuai bentuknya pada hari dimana Allah Swt. menciptakan langit-langit dan bumi, satu tahun ada 12 bulan, darinya (12 bulan) ada 4 hurum, 3 bulan yang berturut-turut; Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab yang berada di antara 2 Jumad (Jumadil awal dan Jumadil akhir) dan Syaban’ “.

Pada awalnya, masyarakat Arab kuno menggunakan sistem lunar calendar murni. Namun, pada tahun 200 sebelum hijrah, masyarakat Arab mengubahnya menjadi sistem lunisolar calendar yang untuk mensinkronkan dengan musim maka dilakukan dengan menambah jumlah bulan atau interkalasi (al-nasî’). Kemudian, setelah turunnya Surah al-Taubah ayat 36-37, yang terkait dengan pelarangan interkalasi yang merupakan konsekuensi dari lunisolar calendar, maka dirubahlah sistem kalender masyarakat Arab menjadi murni lunar calendar.

Pada hari Rabu, 20 Jumadil Akhir 17 Hijriah, pada masa Kekhilafahan Umar bin Khathab, diproklamirkanlah kalender hijriah yang tahun 1 Hijriahnya dimulai pada tahun di mana Nabi Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah.

Ada perbedaan selama 11 hari antara tahun hijriah yang berjumlah sekitar 354 hari dengan tahun masehi yang berjumlah sekitar 356 hari. Oleh karena tidak berdasarkan pada pergerakan matahari yang sudah tentu tidak memperhitungkan pergantian musim, maka terkadang awal tahun hijriah dimulai pada musim dingin dan setelah 16 tahun akan dimulai pada musim panas.

Adapun 12 bulan dalam kalender hijriah adalah:

No. Nama Bulan Jumlah Hari
1 Muharam 30
2 Safar 29
3 Rabiul Awal 30
4 Rabiul Akhir 29
5 Jumadil Awal 30
6 Jumadil Akhir 29
7 Rajab 30
8 Sya’ban 29
9 Ramadan 30
10 Syawal 29
11 Zulkaidah 30
12 Zulhijah 29

4. Metode Kalender Hijriah (Hisâb ‘Urfi)

Menurut hisab urfi, dalam kalender hijriah ada 354 hari. Namun sebenarnya, perputaran bulan hakiki selama satu tahun adalah 354,367 hari atau 354 hari 8 jam 44 menit 35 detik (Periode sideris 29,53059 x 12 = 354,367) Tentunya manusia tidak mungkin menggunakan kalender dengan sisa 0,367 hari tersebut. Untuk menyiasati hal ini, maka:

1. Peredaran bulan sinodis: 29 menit 12 jam 44 menit 2,8 detik. Angka 2,8 detik diabaikan karena sangat kecil sehingga tidak berarti. Dengan demikian, rata-rata hari dalam satu tahun adalah:
29,5 hari x 12 = 354 hari
44 menit x 12 = 528 menit
Jadi, dalam setahun ada 354 hari 528 menit

2. Berhubung manusia tidak mungkin menggunakan kalender dengan jumlah hari 0,5 maka untuk menyiasatinya bilangan pecahan 29,5 hari tersebut dikalikan dengan 2 sehingga menjadi 59 hari (hitungan 2 bulan). 30 hari diberikan kepada bulan ganjil, 29 hari diberikan kepada bulan genap. Sehingga, dalam satu tahun ada 6 bulan yang berjumlah hari 29 dan 6 bulan yang berjumlah hari 30. Apabila dijumlahkan maka akan didapatkan angka 354 hari (jumlah hari dalam satu tahun hisab urfi).

3. Terdapat sisa 44 menit setiap bulan yang akan menjad 528 menit setiap tahun. Dalam waktu 3 tahun, jumlah ini akan menjadi 1 hari lebih (528 x 3 = 1548 menit, 1 hari = 1440 menit). Dalam siklus 1 daur (30 tahun) -1 daur dipilih 30 tahun karena apabila 0,367 hari yang merupakan sisa hari setiap tahun dikalikan dengan 30 tahun akan menghasilkan 11,01 hari (dengan angka di belakang koma terkecil)- akan menjadi 15480 menit atau genap 11 hari (15480 : 1440 = 11). Sisa 11 hari tersebut didistribusikan ke dalam tahun-tahun selama 1 daur (30 tahun). Masing-masing akan mendapatkan 1 tahun.

Adapun tahun-tahun yang mendapatakan tambahan satu hari dalam periode 30 tahun itu adalah tahun-tahun yang angkanya merupakan kelipatan 30 ditambah 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26 dan 29. Atau digunakan syair (Huruf yang bertitik, menunjukkan urutan tahun kabisat, yang tidak bertitik menunjukkan basitah) :

كف الخليل كفه ديا نه * عن كل خل حبه فصانه

Dalam kalender hijriah, intervalnya memang terlihat tidak teratur, namun ada metode tersendiri dalam menetapkan tahun kabisat, yaitu dengan mengalikan bilangan urutan tahun tersebut dengan sisa 0,367. Apabila sisanya lebih dari 0,5 (hari) maka tahun tersebut adalah tahun kabisat. Apabila sisanya kurang dari 0,5 hari, maka tahun tersebut adalah tahun basitah. Sebagai contoh:

• Tahun ke-1 x 0,367 = 0,367 (kurang dari 0,5 maka tahun basitah)
• Tahun ke-2 x 0,367 = 0,734 (lebih dari 0,5 maka tahun kabisat)
• Tahun ke-3 x 0,367 = 1,101 (berhubung 1 hari sudah dipakai di tahun kedua, maka menjadi 0,101, karena kurang dari 0,5 maka basitah)
• Tahun ke-4 x 0,367 = 1,468 (berhubung 1 hari sudah dipakai di tahun kedua, maka menjadi 0,468, karena kurang dari 0,5 maka basitah)
• Tahun ke-5 x 0,367 = 1,835 (berhubung 1 hari sudah dipakai di tahun kedua, maka menjadi 0,835, karena lebih dari 0,5 maka kabisat)

Untuk mengetahui apakah suatu tahun itu kabisat atau basitah, caranya dengan membagi bilangan tahun dengan 30 (1 daur), sisa pembagiannya apabila terdapat pada salah satu angka di atas, maka ia kabisat. Misalkan tahun 1359 : 30 = 45 daur sisa 9 tahun, berarti 1359 merupakan tahun basitah. Tahun 1431 : 30 = 47 daur sisa 21 tahun, berarti, 1431 merupakan tahun kabisat.

5. Penutup

Sebagai sebuah sistem penanggalan, lunar calendar (baca: kalender hijriah) layak untuk mendapatkan perhatian lebih dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kalender hijriyah tidak terikat dengan pergantian musim, salah satu dampak positifnya bagi umat Islam yang menjalankan syariat –beberapa di antaranya terikat dengan penanggalan seperti haji dan puasa Ramadhan- adalah variasi musim ketika menjalankan syariat tersebut, tidak selalu ibadah haji dikerjakan di musim panas, begitu pula puasa Ramadhan.

Kelebihan lain dari sistem kalender ini adalah, ia menggunakan pergerakan bulan sebagai acuannya. Bulan merupakan benda langit yang mudah dilihat dan diamati fase-fasenya. Ini yang menjadikan kelebihan sistem lunar calendar.

Namun, seiring perkembangan zaman, tantangan akan penggunaan sistem kalender hijriah semakin banyak. Perbedaan umat Islam dalam menentukan awal bulan –di antaranya perbedaan antara mazhab rukyat murni dengan hisab-, permasalahan matlak, dan berbagai masalah lainnya menjadi tantangan bagi kalender hijriah. Sebagai seorang akademisi muslim, tantangan tersebut tidak seharusnya menjadi penghalang. Justru menjadi pelecut untuk lebih giat melakukan riset mengenai sistem kalendernya ini. WalLâhu a‘lamu bi al-Shawâb

(Usaha+Pengorbanan+Keikhlasan+Ketelitian+Kuliner)³=AFDA
Musa Al Azhar
Mahasiswa Universitas al-Azhar
Fakultas Ushuluddin




DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdul Aziz Bakri, Mabâdi’ ‘Ilmi’l Falak al-Hadîts, Maktabah al-Dâr al-‘Arabiyah li’l Kitâb, Kairo, Mesir, cet. I, 2010

al-Bukhâri, Muhammad bin Ismail, al-Jâmi‘ al-Shahîh, dithkik oleh Muhibbuddîn al-Khathîb, al-Mathba‘ah al-Salafiyyah, Kairo, Mesir, vol. II, cet. I, 1403 H/1982 M

al-Dalâl, Syarqawi Muhammad Shâlih, Mausû‘ah ‘Ulûmi’l Falak wa’l Fadhâ’ wa’l Fîziyâ’ al-Falakiyyah, Mu’assasah al-Kuwait li al-Taqaddum al-‘Ilmi, Kuwait, vol. II, t.t

al-Thabari, Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir, Jaâmi‘u’l Bayân ‘an Ta’wîli Âyi’l Qur’ân, ditahkik oleh Adullah bin Abdul Muhsin al-Turki, Markaz al-Buhûts wa al-Dirâsât al-Islâmiyyah bi Dâr Hajar, Giza, Mesir, vol. 11, cet. I, 1422 H/2001 M

Azhari, Susiknan, Ilmu Falak; Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Suara Muhammadiyah, Yogyakarta, Indonesia, cet. II, 2007

Fayâdh, Muhammad Muhammad, al-Taqâwîm, Nahdhah Mishr, Kairo, Mesir, cet. II, 2002

Musa, Ali Hasan, al-Tauqît wa al-Taqwîm, Dâr al-Fikr, Damaskus, Syiria, cet. II, 1998

http://en.wikipedia.org/

http://ilmu-ipa-fisika-shobahul-amri.blogspot.com/

Sumnber : http://pippo9musa.multiply.com
Diposkan oleh Ismail Kadir di 15:21

Monday 8 April 2013

Alat Peraga Fase Bulan

catatan pak guru
Assalamu'alikum, salam hangat untuk kita semua.

Pelajaran Fase Bulan adalah pelajaran yang gampang-gampang susah. Kita bisa memberikan pelajaran tersebut dengan hafalan, tapi tentunya anak-anak akan bosan. Saya akan memberikan salah satu contoh pembelajaran fase bulan dengan cara praktek.
Skenarionya adalah sebagai berikut:
Anak-anak diminta untuk menyorotkan senter (yang berfungsi sebagai matahari) ke bola kecil yang kita anggap sebagai bulan, hasil pantulan senter dan bola dapat kita lihat pada kain hitam.(Sumber : wapikweb)

TUGAS TIK SDIT PERMATA HATI BATANG PEMBUATAN LOGO TELKOMSEL

catatan pak guru
Assalamu'alaikum, salam hangat para pembaca.Hari ini saya akan membagikan tugas corel draw yang dilaksanakan oleh kelas 5 SDIT Permata Hati Batang, tugas kali ini adalah pembuatan logo dengan memakai program Corel Draw. Untuk tutorialnya saya ambilkan dari ilmu grafis.
Tugas pembuatan logo dengan corel draw kelas 5 SDIT Permata Hati Batang. Hasil bisa di download disini

Friday 5 April 2013

Penyaringan Air

catatan pak guru

Penyaringan Air

Tujuan:
Melakukan pengadaan air bersih layak konsumsi dengan menggunakan sistem penyaringan air sederhana memakai bahan-bahan dari lingkungan sekitar.

Alat dan Bahan:
  • Botol air mineral ukuran besar
  • Silet/cutter
  • Gelas plastik bening 3 buah
  • Ijuk
  • Sabut kelapa
  • Jerami
  • Arang kayu
  • Pasir
  • Kerikil kecil (diameter 5-10 mm)
  • Kerikil besar (diameter 10-30 mm)
  • Air kotor (kelompok kami menggunakan air yang dicampur tanah dan serpihan arang)

Langkah kerja:
  • Bagian dasar botol air mineral dipotong dengan menggunakan silet, sehingga botol serupa tabung terbuka. Tutup botol dibuka, botol dibalik. Bahan-bahan sebagai media penyaring disusun dalam botol, selapis demi selapis hingga memenuhi botol.
  • Tuangkan air kotor pada lapisan teratas, tampung dengan menggunakan gelas plastik yang diletakkan di bawah botol. Apabila filtrat belum bening, ulangi penyaringan untuk filtrat tersebut. Tampung hasil penyaringan kedua menggunakan gelas plastik lain yang masih kosong. Bandingkan kondisi fisik air sebelum disaring dengan filtrat pertama dan filtrat kedua.
Kelompok kami melakukan tiga percobaan dengan susunan bahan yang berbeda-beda, dan mendapatkan hasil yang berbeda-beda pula.

Percobaan 1


Pada eksperimen pertama, kami menggunakan susunan bahan seperti gambar di atas. Air kotor dituangkan pada lapisan kerikil besar. Pada penyaringan pertama, dihasilkan air yang bening, namun berwarna kemerahan. Pada penyaringan kedua, air bukannya semakin bening justru bertambah merah. Rupanya air hasil penyaringan terkena pengaruh serabut kelapa basah yang luntur.


Percobaan 2


















Pada eksperimen kedua, urutan bahan kami ganti, kami menghindari penggunaan serabut kelapa. Pada penyaringan pertama, dihasilkan air yang bening, lebih bening daripada penyaringan pertama pada eksperimen pertama, namun airnya berwarna kekuningan. Pada penyaringan kedua, warna air tidak banyak berubah. Air hasil penyaringan tetap berwarna kekuningan. Rupanya air hasil penyaringan terkena pengaruh warna dari jerami.

Percobaan 3
















Pada eksperimen ketiga, kami hanya menggunakan empat lapis bahan penyaring. Susunannya tampak seperti gambar. Berbeda dengan dua eksperimen sebelumnya, kami menambah jumlah pasir hingga melebihi setengah tinggi botol. Pada penyaringan air kotor yang pertama, dihasilkan air yang jernih, jika dilihat sekilas tampak tidak berwarna. Pada penyaringan kedua, dihasilkan air yang benar-benar jernih. Bila dibandingkan dengan hasil penyaringan pertama dan diamati baik-baik, air hasil penyaringan pertama terlihat agak kuning, meskipun sekilas nampak sama jernihnya.

Kesimpulan:
  • Dari ketiga macam susunan bahan penyaring yang kami gunakan, susunan bahan nomor 3 adalah yang paling baik menyaring air kotor.
  • Untuk menyaring air kotor tidak perlu menggunakan berbagai macam bahan yang berbeda dan membentuk banyak lapisan dalam alat penyaring. Yang terpenting, komposisinya tepat dan bahan tersebut mudah dicari.
  • Pasir adalah media paling efektif untuk menyaring partikel halus yang terlarut dalam air. Terbukti percobaan nomor 3 yang menggunakan pasir paling banyak, menghasikan air yang paling jernih.
  • Satu kali penyaringan bisa jadi menghasilkan air yang ‘tampak bersih’. Namun dua kali penyaringan memberikan hasil yang lebih baik.

Biji Kelor Bahan Penjernih Air

catatan pak guru
Meskipun berwarna coklat karena mengandung partikel-partikel tanah, lumpur bahkan unsur logam berat karena tercampur rembesan air limbah industri pabrik, air Sungai Mahakam hingga kini masih tetap menjadi kebanggaan warga Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda dan Kutai Kartanegara.
Berdasarkan kepercayaan dan sedikit dongeng, setiap orang Kalimantan Timur meyakini, siapa pun pendatang atau tamu yang berkunjung ke Kalimantan Timur dan pernah meminum air Sungai Mahakam, diyakini pasti akan kembali lagi ke daerah tersebut, bahkan menetap. Sungai sepanjang 920 Km yang menjadi salah satu sarana transportasi sungai terpenting di propinsi Kaltim itu tak pernah sepi dari lintasan kapal motor dan kapal kontainer, yang terkadang menumpahkan limbah oli sisa ke sungai.
Masyarakat agaknya tak pernah peduli dengan warna airnya yang keruh, atau berwarna hitam ketika air sungai surut, terbukti pinggiran sungai tak pernah sepi dari aktivitas manusia yang datang dan pergi mandi, mencuci atau bahkan mengambil air dari sungai tersebut untuk dikonsumsi. Padahal masyarakat dapat memanfaatkan air sungai dengan lebih nyaman dan terjamin kebersihannya apabila mampu menerapkan hasil penelitian seorang dosen dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Mulawarman (Samarinda) yang diadopsi dari Negara Sudan, dan kemudian dikembangkan di wilayah tersebut.
Adalah Enos Tangke Arung, MP, dosen Fahutan Unmul yang menemukan biji kelor dan menyulapnya menjadi ”serbuk ajaib” yang dapat mengubah air keruh dengan partikel tanah maupun unsur logam menjadi air bersih layak konsumsi, dan memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.
Endapkan Partikel Logam
Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.
”Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku air minum dan air bersih,” katanya.
Disebutkan, kandungan logam besi (Fe) dalam air Sungai Mahakam yang sebelumnya mencapai 3,23 mg/l, setelah dibersihkan dengan serbuk biji kelor menurun menjadi 0,13 mg/l, dan telah memenuhi standar baku mutu air minum, yaitu 0,3 mg/l dan standar baku mutu air bersih 1,0 mg/l.
Sedangkan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/I menjadi 0,12mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih yang diperbolehkan, yaitu 1 mg/l, dan kandungan logam mangan (Mn) yang semula 0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 0,1 mg/l dan 0,5 mg/l.
Arang
Namun apabila air tersebut dikonsumsi untuk diminum, aroma kelor yang khas masih terasa, oleh sebab itu, pada bak penampungan air harus ditambahkan arang yang dibungkus sedemikian rupa agar tidak bertebaran saat proses pengadukan. Arang berfungsi untuk menyerap aroma kelor tersebut.
Selain itu, dari hasil uji sifat fisika kualitas air Sungai Mahakam dengan parameter kekeruhan yang semula mencapai 146 NTU, setelah dibersihkan dengan sebuk biji kelor menurun menjadi 7,75 NTU, atau memenuhi standar baku air bersih yang ditetapkan, yaitu 25NTU. Untuk parameter warna yang semula sebesar 233 Pt.Co menjadi 13,75 Pt.Co, atau telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 15 Pt.Co dan 50 Pt.Co.
Membuat Serbuk
Cara memperoleh serbuk tersebut cukup sederhana, yaitu dengan menumbuk biji buah kelor yang sudah tua hingga halus, kemudian ditaburkan ke dalam air limbah, dengan perbandingan tiga sampai lima miligram untuk satu liter air dan diaduk cepat. Dalam waktu 10 hingga 15 menit setelah pengadukan, partikel-partikel kotoran yan terdapat di dalam air akan menyatu dan mengendap, sehingga air menjadi jernih.
Enos, yang juga kepala Laboratorium Pulp dan Kertas Fahutan Unmul mengatakan, pihaknya juga telah membuat ekstraktif kelor dengan konsentrasi lima persen, yaitu dengan merebus lima gram tepung biji kelor ke dalam 100 ml air hingga mendidih dan disaring.
”Air saringan kelor ini dapat digunakan untuk menjernihkan air, caranya dengan mencampur tiga hingga lima militer ekstrak biji kelor ke dalam satu liter air dan diaduk dengan cepat,” katanya. Disebutkan, dalam satu polong buah kelor terdapat 10 hingga 15 biji kelor dengan berat masing-masing biji sebesar 2,5 gram tanpa kulit ari, dan dari 10 biji kelor dapat dibuat menjadi serbuk untuk menjernihkan air sebanyak 40 liter.
Lebih Ekonomis
Kepala laboratorium pengujian air PDAM Unit Cendana (Samarinda), Alimudin mengakui, cara tersebut lebih ekonomis dibanding menggunakan sistem penjernihan air dengan bahan baku tawas yang digunakan selama ini. Perbedaan penjernihan air dengan menggunakan tawas dan serbuk biji kelor adalah pada lamanya waktu pengendapan partikel setelah pengadukan, yaitu hanya lima menit, sedangkan dengan serbuk kelor mencapai 10 hingga 15 menit. Karena tawas jarang diproduksi di Kaltim, pihak PDAM Samarinda mendatangkan tawas dari luar daerah, yaitu dari Sulawesi (Manado) dan Kupang. Tawas tersebut dicampur dengan aluminium dan sulfat sebelum digunakan untuk menjernihkan air sungai.
Menurut Enos Tangke, penggunaan serbuk biji kelor lebih ekonomis dibanding tawas, apalagi tanaman kelor dapat dibudidayakan di Kaltim, sementara daun dan buahnya yang masih muda pun dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan. Enos yang juga dosen pengasuh mata kuliah Pengendalian Pencemaran menambahkan, tanaman kelor yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek dapat tumbuh dengan cepat di daerah berair, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dibudidayakan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Mahakam.
”Dalam tiga bulan pertama tumbuhan tersebut sudah cukup besar dan enam bulan kemudian sudah berbuah dan bisa dimanfaatkan bijinya,” katanya.
Oleh sebab itu, tambahnya, memanfaatkan kelor untuk menjernihkan air merupakan alternatif terbaik dan lebih ekonomis, efisien serta turut melestarikan lingkungan dengan membudidayakan tanaman tersebut di sekitar DAS.(Aspek-35)
(berbagai sumber)

Teknik sederhana Penyaringan/penjernih air.

catatan pak guru

Teknik sederhana Penyaringan/penjernih air.


Penyaringan untuk Menjernihkan Air
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Cara penjernihan air ini sama dengan cara penyaringan I. Perbedaanya terletak pada penyusunan drum atau bak pengendapan dan bak penyaringan, serta susunan lapisan bahan penyaring.
  3. BAHAN
    1. 10 (sepuluh) kg arang
    2. 10 (sepuluh) kg ijuk
    3. pasir beton halus
    4. batu kerikil
    5. 2 (dua) buah kran 1 inci
    6. batu dengan garis tengah 2-3 cm
  4. PERALATAN
    1. 1 (satu) buah bak penampungan
    2. 1 (satu) buah drum bekas
  5. PEMBUATAN
    1. Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan.
    2. Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar).
  6. PENGGUNAAN
    1. Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.
    2. Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak penyaringan air.
    3. Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan aliran yang kecil.
  7. PEMELIHARAAN
    1. Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
    2. Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
    3. Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan dijemur sampai kering.
    4. Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat, kemudian dijemur.
  8. KEUNTUNGAN
    1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa, telaga, sawah dan sumur.
    2. Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.
  9. KERUGIAN
    1. Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.
    2. Bahan penyaring harus sering diganti.
    3. Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum
sumber:
http://sahabatlingkungan.multiply.com/journal/item/20

untuk lebih jelasnya…fungsi-fungsi material penyaring diatas adalah:

Fungsi bahan-bahan tersebut masing-masing adalah:
Kerikil                     : penyaring kotoran-kotoran kasar
Ijuk                          : penyaring kotoran-kotoran halus
Pasir halus              : pengendap kotoran-kotoran halus yang masih lolos dari ijuk
Ijuk lapisan ke-2    : media penahan pasir halus agar tidak lolos ke lapisan bawahnya
Arang                       : penghilang bau
Kain                          : lapisan penyaringan akhir
Kerikil                      : sebagai celah agar air dapat mengalir melalui lubah bawah
Batu besar               : memberi celah yang lebih besar sebagai jalan keluarnya air melaluilubang
Selamat mencoba.

Penjernihan Air Melalui Penyaringan

catatan pak guru
Penjernihan Air Melalui Penyaringan
Tujuan Percobaan                      :
            Melakukan percobaan penjernihan air melaui proses penyaringan sederhana dengan menggunakan bahan-bahan dari lingkungan sekitar.
Alat dan Bahan-Bahan Filter       :
ü  Ijuk
ü  Kerikil sedang
ü  Kerikil besar
ü  Pasir
ü  Botol Air Mineral ukuran 1,5-2 L
ü  Cutter/Pisau
ü  Air kotor yang akan dijernihkan
Langkah Kerja                           :
v  Bagian bawah botol dipotong dengan menggunakan pisau/cutter. Tutup botol dibuka kemudian botol dibalik. Bahan-bahan sebagai media penyaring disusun selapis demi selapis hingga memenuhi botol.
v  Tuangkan air kotor sedikit-demi sedikit  pada penyaring, tampung menggunakan gelas/wadah plastik bening. Apabila air yang dihasilkan belum begitu jernih, ulangi penyaringan hingga beberapa kali.
Susunan Filter                           :
Hasil Penyaringan                      :
            Pada penyaringan pertama, air sudah nampak jernih, jika dilihat sekilas nampak tidak berwarna, tetapi  masih berwarna kekuningan. Pada penyaringan kedua, air yang dihasilkan semakin jernih. Dan pada penyaringan-penyaringan selanjutnya, air bertambah jernih.
Kesimpulan                               :
            Dari eksperimen yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa bahan-bahan sederhana dan mudah didapatpun dapat digunakan sebagai filter air yang cukup baik. Sehingga, untuk menyaring air kotor tidak perlu menggunakan berbegai macam bahan yang berbeda dan membentuk banyak lapisan filter, yang terpenting komposisinya tepat dan bahan yang digunakan mudah dicari.
            Dalam eksperimen kami, kami menggunakan filter pasir yang cukup tebal, dapat menghasilkan air yang cukup jernih, sehingga membuktikan bahwa pasir adalah salah satu filter air yang cukup baik, yang dapat menyaring partikel halus yang terlarut pada air. Meskipun begitu, penyaringan tetap harus dilakukan secara berulang-ulang agar air yang didapat bisa semakin jernih.

Tuesday 2 April 2013

PRAKTEK IPA KELAS 6 SD (MEMBUAT RANGKAIAN SERI PARAREL)

catatan pak guru
Assalamu'alikum, salam hangat kepada para pembaca semua, semoga Allah memberikan rahmat kepada kita semua.

Ujian praktek SD sudah di depan mata, guru pengampu mata pelajaran yang akan diujikan tentu sudah bersiap untuk mempersiapka anak-anaknya demikian pula tentu dengan segala macam tetek bengek peralatannya juga harus dipersiapkan dengan matang. Salah satu uji praktek yang dilaksanakan di tingkat SD adalah membuat atau merangakai rangkaian seri dan pararel. Bagi teman-teman guru yang membutuhkan cara pembuatan rangkaian seri dan parel silakan disimak hasil tulisan dari Sudamar Nur sebagai berikut:

Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya
Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel (kadang disebut sebagai rangkaian campuran atau rangkaian kombinasi).
Bahan-bahan yang diperlukan:
  1. Papan Kayu
  2. Soldier + Tenol
  3. Steroform
  4. Lem Steroform
  5. Lem Alteco
  6. Pasah Kayu
  7. Bor Listrik
  8. Cutter
  9. Penggaring
  10. Jack Banana male + Female
  11. Piting lampu
  12. Lampu 1,5 volt (6 buah)
  13. Baterai 1,5 volt AA (2 buah)
  14. Baterai 9 volt (1 buah)
  15. Kertas dan Pena untuk menulis keterangan
  16. Pemotong kayu (geraji)
  17. Pensil
  18. Pemotong Steroform
Cara Membuat Media Pembelajaran:
Rangkaian listrik seri dan paralel ini masuk dalam pembelajaran Sekolah Dasar, dikenalkan pada kelas 6 dan selalu keluar di dalam setiap ujian. Bagaimana cara membuat media sederhana untuk anak SD. Mari kita ulas bersama.
1. Siapkan bahan dan alat-alat yang diperlukan.
2. Papan kayu sebagai dasar dibuat sketsa untuk tempat yang akan dibor sebagai rangkaian.
3. Borlah papan kayu sesuai dengan gambar dan hati-hati agar papan jangan sampai pecah.
4. Setelah bor selesai lubangilah papan kayu dengan menggunakan pahat (tatah) untuk membuat tempat saklar.
5. Setelah semua dilubangi, potonglah papan dengan menggunakan geraji.
6. Pasahlah kayu menggunakan pasah listrik supaya permukaan papan menjadi halus dan atur tebal papan agar jack banana dapat terpasang dengan baik.
7. Pasanglah socket banana female pada lubang yang telah dibor tadi.
8. Setelah socket banana terpasang, menggunakan soldier dan tenol sambunglah socket tersebut menjadi satu rangkaian.
9. Siapkan kabel dan pasangkan dengan jack banana.
10. Pada piting lampu, berilah lem supaya kuat agar pada saat pemasangan dan pelepasan lampu tidak goyang sehingga menyebabkan rangkaian putus atau tidak menyambung.
11. pasangkan jack banana dengan socket banana sesuai dengan rangkaian paralel atau rangkaian seri dan pasang baterai.
12. Ukurlah steroform dan potong sesuai dengan papan menggunakan cutter steroform agar hasil lebih rapi.
13. Lem steroform dengan papan kayu menggunakan lem khusus steroform agar hasil lebih baik dan steroform tidak kalah dengan lem sehingga meleleh, tunggu beberapa menit lalu rekatkan.
14. Rangkaian diteliti kembali dan cobalah.
15. Setelah rangkaian bekerja, tinggal pasang label keterangan agar memudahkan siswa dan belajar.
16. Rangkaian paralel dan ragkaian seri sederhana untuk pembelajaran anak Sekolah Dasar sudah jadi.
Semoga dengan pembahasan ini guru, calon guru, semua kalangan dapat menerapkan pada sekolah anda mengajar sehingga siswa akan mampu memahami lebih dalam tentang rangkaian yang masuk dalam pembelajaran IPA ini, dan biaya yang dibutuhkan sekitar 130 ribu untuk seluruh pembelian bahan dan alat, menurut saya cukup murah dan kreatifitas kita terasah daripada kita harus membeli jadi alat praktek tersebut.

KISI-KISI UJIAN PRAKTEK SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH

catatan pak guru

KISI-KISI UJIAN PRAKTEK SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Mata Pelajaran  : IPA
Alokasi Waktu  :
Jumlah Soal      : 15 Soal
Bentuk Soal      : URAIAN
No.
Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Kelas
Indikator
No soal
1
2
3
4
5
6
1.
1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya
1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya
IV/1
Disediakan gabus, pazel kerangka manusia, jarum pentul, siswa dapat merangkai susunan kerangka manusia yang selanjutnya nenjelaskan fungsinya.
B
2.
1.4. Menerapkan cara memelihara kesehatan panca Indera
IV/1
Disediakan sikat gigi, pasta gigi. air, siswa dapat mendemontrasikan cara menyikat gigi
B
3.
3. Menggolongkan hewan, berdasarkan jenis makanannya
3.2. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya
IV/1
Disediakan beberapa kartu hewan, siswa dapat menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya
B
4.
7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda
7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda
IV/2
Disediakan balokkayu yang permukaannya dilapisi plastik mika, kertas gosok kasar serta dua sisi lain tetap, pegas/karet gelang, siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan pengaruh permukaan benda terhadap besar kecilnya gaya
F
5.
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari
8.1. Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut
IV/2
Disediakan karton, sedotan minum, gunting,jarum pentul, siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara
F

No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Kelas
Indicator
No. Soal
1
2
3
4
5
6
1.
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia & hewan
1.1. Mengidentifikasi  fungsi organ pernafasan manusia
V/1
Disediakan botol air mineral yang dipotong bagian bawahnya, tiga mainan balon udara, 1 meter selang transparan 1/8 “ , karet gelang, dan tali.
Siswa dapat membuktikan proses pernafasan (keluar masuknya udara ) dalam organ pernafasan manusia.
B
2.
1.3. Mengidentifikasi  fungsi organ pencernaan manusia & hubungannya dg  makanan  & kesehatan
V/1
Disediakan contoh-contoh berbagai jenis bahan pokok makanan, serta kotak box jenis-jenis zat makanan.
Siswa dapat menggolongkan bahan pokok makanan berdasarkan fungsi zat makanan.
B
3.
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, & energi serta fungsinya
5.1. Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan(gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
V/2
Disediakan batu bateray, kabel, paku besar, dan paku kecil, Siswa dapat membuat magnet dengan aliran listrik (electromagnet ).
F
4.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
V/2
Disediakan box plastik berisi air, cermin, dan kertas HVS,Siswa dapat mempraktekkan penguraian cahaya matahari oleh titik-titik air.
F
5.
V/2
Disediakan senter, kertas karton, dan berbagai macam botol, Siswa dapat membuktikan terjadinya bayangan akibat cahaya merambat lurus.
F

No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Kelas
Indicator
No. Soal
1
2
3
4
5
6
1.
2. Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
2.3. Mengidentifikasi cara perkembangbiakan hewan dan tumbuhan
VI/1
Disediakan alat dan bahan sebagai berikut : cutter , tali , ijuk / serabut / platik , tanahgembur , dahan / ranting tumbuhan berkambium, siswa melakukan kegiatan mencangkok sesuai tahapan yang benar
B
2.
5. Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda
5.1. Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda
VI/1
Disediakan alat KIT IPA tentang panas plastisin, korekapi, dan lembar pengamatan, siswa melakukan percobaan dan membuat kesimpulan
F
3.
7. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energy
7.2. Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energy listrik
VI/2
Disediakan alat-alat listrik ( Bohlam, kabel, saklar, batubaterai),siswa dapat merangkai susunan listrik secara pararel, seri,campuran dengan benar
F
4.
8. Memahami pentingnya penghematan energi
8.2. Membuatsuatukarya / model yang menggunakan energy listrik ( bell listrik , alarm , model lampulalulintas, model kapalterbang , mobil-mobilan , model peneranganrumah ).
VI/2
Disediakan alat : kumparan, paku,kaleng bekas, batu baterai, mur dan kabel, papan kayu/ triplek, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 siswa dengan tugas masing-masing
F
5.
9. Memahami matahari sebagai pusat tatasurya dan interaksi
9.2. Mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi dan revolusi bulan
VI/2
Siswa berperan sebagai : Matahari, bulan, dan bumi secara bergantian melakuka peran rotasi bumi dan revolosi bulan
BAS

SKOR PENILAIAN UJIAN PRAKTEK
IPA KLAS IV
No.
KEGIATAN
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.
Disediakan gabus, pazel kerangka manusia, jarum pentul, siswa dapat merangkai susunan kerangka manusia yang selanjutnya nenjelaskan fungsinya.
-  Susunan benar, penjelasan benar
50
-  Susunan benar,penjelasan kurang benar
40
-  Susunan benar, penjelasan salah
30
-  Susunan kurang benar, penjelasan salah
20
-  Susunan salah, penjelasan salah
10
2.
Disediakan sikat gigi, pasta gigi. air, siswa dapat mendemontrasikan cara menyikat gigi.
-  Gerakan menggosok sempurna
50
-  Gerakan menggosok kurang sempurna
35
-  Gerakan menggosok salah
20
3.
Disediakan beberapa kartu hewan, siswa dapat menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
-  Pengolongan benar sesuai ketentuan
50
-  Penggolongan kurang sesui ketentuan
35
-  Penggolongan tidak sesuai ketentuan
20
4.
Disediakan balokkayu yang permukaannya dilapisi plastik mika, kertas gosok kasar serta dua sisi lain tetap, pegas/karet gelang, siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan pengaruh permukaan benda terhadap besar kecilnya gaya.
-  Cara kerja benar, kesimpulan benar
50
-  Cara kerja benar, kesimpulan kurang benar atau sebaliknya
40
-  Cara kerja benar, kesimpulan tidak benar
30
-  Cara kerja kurang benar, kesimpulan tidak benar
20
-  Cara kerja tidak benar, kesimpulan tidak benar
10
5.
Disediakan karton, sedotan minum, gunting,jarum pentul, siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara.
-  Perakitan benar, dapat dioperasikan dengan baik
50
-  Perakitan benar, kurang dapat dioperasikan
40
-  Perakitan benar, tidak dapat dioperasikan
30
-  Perakitan kurang benar, tidak dapat dioperasikan
20
-  Perakitan tidak benar, tidak dapat dioperasikan
10

SKOR PENILAIAN UJIAN PRAKTEK
IPA KLAS V
No.
KEGIATAN
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.
Membuktikan proses pernafasan (keluar masuknya udara ) dalam organ pernafasan manusia.
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan runtut; alat berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
50
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan tidak runtut; alat berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
40
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan tidak runtut; alat tidak  berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
30
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja tidak runtut; alat tidak berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai tidak rapi
20
-    Merangkai dengan tidak benar; menjelaskan cara kerja tidak runtut; alat tidak berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai tidak rapi
10
2.
Menggolongkan bahan pokok makanan berdasarkan fungsi zat makanan.
-    Mengidentifikasi zat makanan dengan benar; Menggolongkan dengan tepat; Menjelaskan fungsi zat makanan dengan benar
50
-    Mengidentifikasi zat makanan dengan benar; Menggolongkan dengan tepat; Menjelaskan fungsi zat makanan tidak benar
40
-    Mengidentifikasi zat makanan dengan benar; Menggolongkan tidak tepat; Menjelaskan fungsi zat makanan dengan benar
30
-    Mengidentifikasi zat makanan tidak benar; Menggolongkan dengan tidak tepat; Menjelaskan fungsi zat makanan tidak benar
10
3.
Membuat magnet dengan aliran listrik (electromagnet ).
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan runtut; alat berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
50
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan tidak runtut; alat berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
40
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan tidak runtut; alat tidak  berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
30
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja tidak runtut; alat tidak berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai tidak rapi
20
-    Merangkai dengan tidak benar; menjelaskan cara kerja tidak runtut; alat tidak berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai tidak rapi
10
No.
KEGIATAN
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
4.
Mempraktekkan penguraian cahaya matahari oleh titik-titik air.
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan runtut; alat berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
50
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan tidak runtut; alat berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
40
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan tidak runtut; alat tidak  berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
30
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja tidak runtut; alat tidak berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai tidak rapi
20
-    Merangkai dengan tidak benar; menjelaskan cara kerja tidak runtut; alat tidak berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai tidak rapi
10
5.
Membuktikan terjadinya bayangan akibat cahaya merambat lurus.
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan runtut; alat berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
50
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan tidak runtut; alat berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
40
-     Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja dengan tidak runtut; alat tidak  berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai rapi
30
-    Merangkai dengan benar; menjelaskan cara kerja tidak runtut; alat tidak berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai tidak rapi
20
-    Merangkai dengan tidak benar; menjelaskan cara kerja tidak runtut; alat tidak berfungsi dengan baik; hasil yang dirangkai tidak rapi
10

SKOR PENILAIAN UJIAN PRAKTEK
IPA KLAS VI
No.
KEGIATAN
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.
Siswa dapat melakukan cara mencangkok yang benar.
-  Urutan kerja benar, selesai dan hasil benar
50
-  Urutan kerja benar, selesai dan hasil kurang benar
40
-  Urutan kerja benar, selesai dan hasil tidak benar
30
-  Urutan kerja benar, tidak selesai dan hasil tidak benar
20
-  Urutan kerja tidak benar tidak selesai dan hasil tidak benar
10
2.
Siswa melakukan percobaan untuk membuktikan penghantar panas atau konduktor yang baik
-  Urutan kerja benar, selesai dan kesimpulan benar
50
-  Urutan kesimpulan kerja benar, selesai dan kurang benar
40
-  Urutan kerja benar, selesai dan kesimpulan tidak benar
30
-  Urutan kerja benar, tidak selesai dan kesimpulan tidak benar
20
-  Urutan kerja tidak benar tidak selesai dan kesimpulan tidak benar
10
3.
Siswa dapat melakukan penyusunan salah satu rangkaian listrik
-  Urutan kerja benar, selesai dan dapat dioperasikan dengan baik
50
-  Urutan kerja benar, selesai dan dapat dioperasikan dengan kurang baik
40
-  Urutan kerja benar, selesai dan tidak dapat dioperasikan dengan baik
30
-  Urutan kerja benar, tidak selesai dan dapat dioperasikan dengan baik
20
-  Urutan kerja tidak benar, tidak selesai dan dapat dioperasikan dengan baik
10
4.
Siswa dapat merangkaikan model bel listrik sederhana
-  Urutan kerja benar, selesai dan dapat dioperasikan dengan baik
50
-  Urutan kerja benar, selesai dan dapat dioperasikan dengan kurang baik
40
-  Urutan kerja benar, selesai tidak dan dapat dioperasikan dengan baik
30
-  Urutan kerja benar, tidak selesai dan dapat dioperasikan dengan baik
20
-  Urutan kerja tidak benar, tidak selesai dan dapat dioperasikan dengan baik
10
5.
Siswa dapat mendemontrasikan rotasi dan revolosi bulan.
-  Dapat melakukan peran rotasi bumi dengan benar dan revolosi bulan dengan benar
50
-  Dapat melakukan peran rotasi bumi dengan benar dan revolosi bulan dengan kurang benar
40
-  Dapat melakukan peran rotasi bumi dengan kurang benar dan revolosi bulan dengan kurang benar
30
-  Dapat melakukan peran rotasi bumi dengan kurang benar dan revolosi bulan dengan tidak benar
20
-  Dapat melakukan peran rotasi bumi dengan tidak benar dan revolosi bulan dengan tidak benar
10