Saturday 24 March 2012

Jika Aku Menjadi...

Berawal dari kelalahan yang amat sangat, keliling berbagai daerah di Indonesia untuk mengenalkan SEKOLAHNYA MANUSIA dan menyebarkan virus positif MULTIPLE INTELLIGENCE. Lalu muncul dalam benak dan kenyataan yang dihadapi, bahwa semua orang ingin berubah untuk menjadi baik dan lebih baik. Namun seperti ada tembok raksasa yang menghadang. Penghalang itu mungkin berupa sistem pendidikan yang kurang manusiawi. Atau paradigma pendidikan manusia yang salah. Sebenarnya hati kecil banyak orang sudah merasakan hal tersebut dan mereka ingin berubah.

JIKA AKU MENJADI ... By Munif Chatib
oleh Smart Parenting, by Bunda Arifah Handayani pada 09 Juni 2010 jam 8:55


Sampai-sampai ketika saya kelelahan dengan pekerjaan yang tidak kunjung selesai. Banyak teman bertanya apa yang bisa kami bantu? Lalu tertulislah rentetan jawaban-jawaban pengandaian. Pengandaian memang seperti kebebasan setiap orang dalam bermimpi. Maka inilah jawaban-jawaban pengandaian:

1. Jika aku menjadi orangtua, aku akan memberi anak-anakku kesempatan belajar mengenal orangtuanya lebih dalam dan keluarga. Aku tidak memaksakan anak-anakku sepulang sekolah untuk konsentrasi pada PR-PR nya dan buku ajarnya. Aku akan menjadi orangtua yang tahu bahwa belajar itu banyak caranya. Belajar itu bukan anak kita mengerjakan soal-soal dari pukul 7 malam sampai 10 malam.Sedangkan mereka sudah kelelahan belajar mulai pukul 7 pagi. Aku akan memberi kesempatan anakku bercanda, bersendau gurau dengan keluarga. Entah itu di meja makan, di ruang keluarga atau di teras depan rumah. Kalau perlu pergi keluar menghirup angin malam. Aku mungkin yang akan memulai bercerita tentang bagaimana masa mudah dulu akau bertemu dengan makhluk yang bernama MASALAH. Lalu bagaiman aku satu persatu mampu menyelesaikannya. Atau aku bercerita kepada sang buah hati, betapa sulitnya mencari peluang pasar untuk penjualan produk-produk di perusahaan tempat aku bekerja. Betapa kita semua harus kreatif mengahadapi perusahaan-perusahaan asing yang sudah menyebar ke Indonesia. Lalu bergantian aku ingin mendengar cerita-cerita heboh dari anak-anakku tentang kejadian di sekolah. Tentang perilaku teman-teman sekelasnya. Tentang bagaimana gurunya yang heboh ketika mengajar. Bagaimana setiap pelajaran mempunyai hubungan yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Jika aku menjadi orangtua akan aku lakukan itu semua.

2. Jika aku menjadi guru, aku akan menjelajah dan mencari tahu gaya belajar siswa-siswaku. Lalu aku masuk dalam dunianya, sehingga tidak ada lagi bidangg studi yang sulit, semuanya menyenangkan dan tak terlupakan seumur hidup. Matematika sulit? Itu mitos! Bahasa Inggris sulit? Juga mitos, dan lain-lain. Bukankan bidang studi itu semuanya sama, yaitu butiran-butiran informasi yang disampaikan oleh guru kepada para siswanya. Aku akan menjadi guru yang selalu menservis siswanya. Aku akan menganggap mereka raja. Aku harus menciptakan kondisi bahwa mereka membutuhkan sebuah informasi dan aku adalah pemberi informasi. Aku akan berusaha sekuat mungkin menjelaskan kepada mereka APA MANFAATNYA PELAJARAN ini bagi kita semua. Aku wajib menghindari penjelasan yang abstrak kepada mereka. Untuk itu aku harus menjadi makhluk yg tak boleh berhenti untuk belajar.

3. Jika aku menjadi kepala sekolah, aku harus memimpin sekolah dengan paradigma pendidikan yang benar, menomorsatukan akhlak, bukan nilai-nilai kognitif yang diperoleh dengan tidak jujur. Aku tidak akan bangga dengan nilai-nilai siswaku pada ujian nasional yang tinggi, padahal itu didapat dari ketidak jujuran. Aku harus menghormati dua hal penting yaitu KEWENANGAN dan TUGAS. Aku berusaha menjadi pemimpin guru-guruku tidak dengan memaksa mereka untuk menuruti kemauanku. Apalagi kemauan pribadi. Aku wajib menghindari kesempatan untuk memperkaya diri sendiri. Aku harus memberikan tauladan kebaikan kepada guru-guruku, sebab aku tahu aku adalah seorang pilot dalam pesawat SEKOLAH AIR yang sedang mengangkasa menebus awan pekat dan membuat guncangan hebat, namun harus terus dilewati.

4. Jika aku menjadi owner sekolah/ketua yayasan, aku akan membangun sekolah tidak boleh dengan sebelah mata, harus serius. Sebab di dalamnya ada para guru, ada siswa-siswa, ada wali murid, dan semua itu adalah manusia. Aku akan memperhatikan kesejahteraan orang-orang yang bekerja di dalamnya dan mereka semua adalah keluarga. Jika aku tidak mampu melakukan itu disebabkan kesibukan yang lain, maka aku akan memilih wakilku yang profesional, yang mengerti pendidikan dan memberikan kewenangan padanya untuk menjalankan sekolah tersebut.

5. Jika aku menjadi menteri pendidikan, maka aku akan menjadikan fungsi ujian nasional untuk pemetaan kualitas, bukan untuk standar kelulusan. Aku sadar sulit untuk menghapus unas, sebab banyak orang dan instutusi yang ‘kecripatan’ dana tahunan unas sebagai rezeki rutin. Kalau aku langsung hapus, maka akan ada gelombang protes dari pihak-pihak ini. Aku akan memilih ‘win-win solution’. Unas tetap ada sebab untuk menjaga ‘perut’ yang harus selalu terisi tiap tahun, namun hasilnya untuk ‘mapping’ kualitas. Sedangkan untuk meluluskan berdasarkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa adalah guru atau sekolahnya masing-masing. Insyaallah tidak akan ada parade stres setiap tahun. Tidak ada parade ‘bunuh diri’ setiap tahunnya.

6. Jika aku menjadi presiden, aku akan memfokuskan seluruh kekuatan bangsa untuk pembinaan akhlak dan moral rakyat bangsa ini, dari sabang sampai merauke, dan semua lapisan masyarakat. Wadah itu adalah memanusiakan semua sekolah yg ada di bumi ibu pertiwi ini. Program dasar yang merupakan hak asasi setiap manusia yaitu program mencerdaskan anak-anak bangsa dengan menjadikan mereka MANUSIA yang mempunyai dua dimensi, jasmani dan ruhani

Lalu sampai di sini saya hanya ambil nafas dalam-dalam dan seterusnya menyerahkan tulisan ini kepada semua teman-teman, agar dapat memilih JIKA AKU MENJADI ‘APA’

catatan pak guru

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Post a Comment