Saturday 31 March 2012

Percobaan Pembiasan Cahaya

catatan pak guru
Salam Pengunjung Hebat dan Penuh Kreasi.
Pada kesempatan ini, Nizar memosting kegiatan ekstrakurikuler SAINS Club di SDIT Permata Bunda Demak. Tepatnya Senin, 25 April 2011 sekitar pukul 14.30 Sahabat SAINS (Panggilan siswaSDIT Permata Bunda Demak yang ikut ekstrakurikuler SAINS Club) melakukan percobaan pembiasan cahaya secara sederhana. Berikut Nizar berikan rincian alat, bahan, tata cara, dan alasan yang mengenai percobaan pembiasan.


Alat dan bahan
  1. Koin (benda kecil lainnya)
  2. Mangkok
  3. Gelas ukur/ tempat air
  4. Air

Tata cara
  1. Masukkan koin ke dalam mangkok.
  2. Mintalah bantuan seorang sahabat agar duduk di depan mangkok dan suruhlah untuk melihat koin di mangkok di mana letaknya berhadapan denganmu.
  3. Setelah itu geserkan mangkok menjauhi sahabatmu sehingga sahabatmu tidak dapat melihat koin yang berada di dalam mangkok.
  4. Tuangkan air ke mangkok.
  5. Apa yang terjadi berikutnya?
Apa Yang Terjadi?
Koin terlihat yang sebelumnya tidak terlihat setelah diberi air ternyata koin jadi terlihat! (Ajaib bukan?)
Mengapa?
Kita bisa melihat benda jika ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya melintas melalui sebuah garis lurus. Pada awalnya koin tidak terlihat, karena cahaya lurus yang menghubungkan mata dengan posisi koin terhalang oleh dinding mangkuk. Sedangkan cahaya lurus yang menghubungkan mata dengan mulut mangkuk tidak jatuh di atas koin. Ketika mangkuk diisi air, air membiaskan atau membelokkkan cahaya yang datang melalui mulut mangkuk sehingga mengenai koin. Oleh karena itu, koin menjadi terlihat.

Semoga percobaan tersebut dapat bermanfaat dan Nizar dapat kembali lagi memosting percobaan lainnya.

Memanaskan Air Dalam Plastik, Gelas plastik, dan Balon Karet

catatan pak guru
Alat dan bahan :
  1. Air mineral
  2. Plastik 
  3. Gelas plastik
  4. Balon karet 
  5. Korek api
  6. Lilin 
Langkah percobaan :
  1. Siapkan alat dan bahan
  2. Nyalakan sumber api (lilin)
  3. Masukkan air mineral ke plastik, gelas plastik, balon karet
  4. Panaskan air mineral ke plastik, gelas plastik, balon karet di atas sumber api.
  5. Amatilah apa yang terjadi. 

Tetapi selama pemanasan, air tidak boleh dipindahkan

Konsep fisika :
Pada saat kita memanaskan langsung plastik, gelas plastik, dan balon karet (seperti memasak dengan panci). Kalor mengalir dari sumber panas melintasi permukaan gelas dan diteruskan ke air. Namun, bukannya plastik, gelas plastik, dan balon karet meleleh karena panas yang ditimbulkan, justru air yang malah menjadi panas. Lalu kenapa hal ini terjadi? Dalam kasusplastik, gelas plastik, dan balon karet kosong, panas yang diberikan akan langsung melelehkanya jika suhunya melebihi ambang titik leleh plastik. Namun ketika dalam gelas diisi air, kalor yang seharusnya melelehkan plastik, gelas plastik, dan balon karet dihantarkan ke air.
Kalor dihantarkan oleh permukaan plastik, gelas plastik, dan balon karet ke air, dan kalor ini dimanfaatkan untuk memanaskan air. Karena kalor jenis air tinggi, waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan sampai suhu yang mampu melelehkan plastik cukup lama, akibatnya gelas plastik lebih tahan lama tanpa meleleh.

Semoga dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Percobaan IPA Gaya Permukaan Air

catatan pak guru
Pada kesempatan ini Nizar ingin memaparkan percobaan tentang gaya permukaan air yang dilakukan Sahabat Sains di SDIT Permata Bunda pada hari Senin, 2 Mei 2011 jam 14.30 wib. Percobaan tersebut dapat dilakukan pengunjung di rumah. Untuk melakukannya pengunjung HEBAT dapat menyiapkan alat dan bahan sebagai berikut:
  1. Piring
  2. Gelas
  3. Batu atau kerikil
  4. Air
  5. Styroform (gabus)
  6. Tata cara

    Siapkan alat dan bahan



    Percobaan I
    1. Letakkan gelas di atas piring
    2. Masukkan air ke dalam gelas hanya setengah gelas.
    3. Lihatlah bentuk permukaan air (rata,cembung, atau cekung)
    4. Masukkan styroform di atas air, lihat dan ulangi apa yang terjadi pada styroform

    Percobaan II
    1. Dari percobaan I, isilah air lagi hingga air tepat berada dipermukaan gelas. (styroform boleh di lepas atau dibiarkan)
    2. Lihat dan ulangi kegiatan ini dengan mengangkat styroform dan memasukkan kembali.


    Percobaan III
    1. Dari percobaan II, masukkan batu atau krikil yang sudah disediakan hingga air tumpah.
    2. Hitunglah berapa jumlah batu atau krikil yang dimasukan ke dalan air.
    3. Lihat dan amatilah permukaan airnya.
    Amati selanjutnya tulislah hasil percobaan berdasrkan pengamatanmu serta jelaskan mengapa hal tersebut terjadi?


    Hasil percobaan
    1. Dari percobaan I, bentuk permukaan air berbentuk cekung dan styroform selalu menuju ke sisi gelas meski diletakkan di tengah permukaan air. Karena gaya permukaan gelas lebih besar daripada gaya permukaan air sehingga membentuk cekungan dan benda yang berada di permukaan air akan tertarik oleh permukaan gelas sehingga menepi.
    2. Dari percobaan II, bentuk permukaan air berbentuk cembung dan styroform selalu menjauhi sisi gelas dan menuju ke tengah diletakkan ke sisi gelas. Karena gaya permukaan air lebih besar daripada gaya permukaan gelas sehingga membentuk mbungan dan benda yang berada di tengan permuakaan air meski dipindah kesisi gelas.
    3. Dari percobaan III, bentuk permukaan air cembung dan setiap dimasukkan batu atau krikil kecembungannya semakin tinggi hingga batas gaya permukaan air terhadap gelap mengecil sehingga air mangalir.
    Semoga dapat bermanfaat.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

Percobaan Terapung dan Tenggelam Benda

catatan pak guru
Salam CERDAS untuk pengunjung yang super CERDAS. Alhamdulilah di tahun yang baru 2012 Nizar dapat memosting kembali. Pada postingan kali ini Nizar ingin memosting tentang Percobaan SAINS Sederhana "Terapung, Melayang, dan Tenggelam."

Nizar yakin pengunjung yang super CERDAS sudah tahu tentang percobaan ini, tapi tidak ada salahnya jika Nizar memosting percobaan ini.Sebenarnya percobaan ini merupakan konsep  kapal selam yaitu menambah berat jenis kapal selam saat kapal selam  tenggelam dan mengurangi berat jenis saat kapal selam terapung. Percobaan sederhana tentang kapal selam sudah Nizar posting diPercobaan SAINS Sederhana "Kapal Selam Sederhana". Kalau sebelumnya yang  diubah adalah berat jenis benda tetapi untuk percobaan ini yang diubah adalah berat jenis air. Yang insyaAllah dapat menjelaskan "Menapa di laut mati manusia terapung?".

Percobaan ini, sederhana sekali dan dapat memanfaatkan alat dan bahan yang ada di sekitar kita diantanya:
  1. Gelas kimia (dapat diganti dengan gelas transparan 400 ml atau bahan transparan lainnya yang dapat menampung telur)
  2. Adukan (kayu kecil atau sendok atau benda lainnya)
  3. Sendok (benda apa saja yang dapat menampung garam guna dimasukkan ke gelas)
  4. Air
  5. Telur
  6. Garam (dapat diganti dengan gula eh... tapi lebih mahal lo?)
Urutan Percobaan
  1. Sebelum memulai sebaiknya membaca basamallah atau berdoa terlebih dahulu.
  2. Siapkan alat dan bahan.
  3. Isilah air ke gelas (hingga 2/3 gelas atau letak air di atas posisi telur).
  4. Masukan telur ke dalam gelas berair pelan-pelan.
  5. Ambil garam dengan sendok selanjutnya masukkan ke gelas berisi air.
  6. Aduk pelan-pelan (Amati dengan seksama)
  7. Lakukan kegiatan 5 dan 6 berulang-ulang mungkin sampai 5 kali atau lebih (Amati lagi dengan seksama)
  8. Simpulkan dari percobaan tersebut sesuai dengan pemahaman (Untuk kegiatan sekolah dapat menggunakan tabel sederhana sebagai data pengamatan)

    No
    Garam persendok yang dimasukkan ke gelas ke-
    Posisi telur*
    1
    1

    2
    2

    3
    3

    4
    4

    5
    5

    *) keterangan: tenggelam, melayang, terapung.

    Mengapa?
    Karena saat kita menambah garam maka berat jenis (Perbandingan berat benda dengan volume) air bertambah dengan kata lain tingkat kekentalan air semakin tinggi. Dengan bertambahnya berat jenis maka gaya angkat (gaya ke atas atau gaya apung) akan semakin besar juga sehingga jika diberi garam secara berkala maka berat jenis akan semakin besar lagi sehingga telur terangkat ke permukaan.
    Tenggelam terjadi karena berat jenis air lebih kecil daripada berat jenis benda.
    Melayang terjadi karena berat jenis ar sama besar dengan berat jenis benda.
    Terapung terjadi karena berat jenis air lebih besar daripada berat jenis benda.

TUGAS IPA SDIT PERMATA HATI BATANG

catatan pak guru
Assalamu'alaikum,saalm hangat untuk para pembaca semua.
Kali ini saya akan membagikan kepada para pembaca blogger semua pengalaman mengajar ipa dengan memberikan tugas presentasi. Tugas dibuat di rumah dan dikumpulkan berbentuk soft copy, yang kemudian di presentasikan di kelas.
Tugas di bawah ini disusun oleh Echa, murid kelas 4 SDIT PERMATA HATI BATANG.
Untuk mendownloadnya bisa dengan klik judul slide, anada langsung terhubung dengan slideshare dan bisa langsung mendownloadnya..

GERAKAN SHOLAT

catatan pak guru
Tugas TIK kelas 4 SDIT PERMATA HATI BATANG adalah membuat presentasi power point dengan tema gerakan sholat. Yach, belajar TIK sekaligus mengingat pelajaran fikih Ibadah mereka, yaitu gerakan-gerakan sholat. presentasi mereka mengambil gambar dari internet dan mereka publish di power point, tapi untuk publish ke blog mereka belum saya ajarkan, jadi terpaksalah saya yang publish ke blog (he..he..)

Kalau ingin down load bisa klik judul langsung, nanti akan terhubung ke slideshare yang selanjutnya anda bisa langsung download filenya..

Tugas TIK SDIT BATANG

catatan pak guru
Assalamu'alaikum, salah hangat untuk para pembaca semua.
Kali ini blog pak guru akan membagikan pengalaman mengajar TIK di kelas 3, yaitu membuat presentasi dengan program power point. 
Mengajar TIK di SDIT..Wah kita harus bisa mengintegrasikan semua pelajaran ke dalam Islam secara terpadu..akhirnya aku buat tugas saja dengan membuat gerakan sholat, sambil belajar TIK mereka juga mengingat gerakan sholat yang telah meraka pelajari. Untuk mendown load filenya klik saja di judul di atas slide, yang nanti akan terhubung dengan slideshare, selanjutnya terserah anda (he..he..maksudnya kalau mau down load tinggal down load saja)

Inilah hasilnya:

Wednesday 28 March 2012

Label Reaksioner untuk Anak Kita

catatan pak guru
Banyak para ahli berpendapat bahwa panggilan kita terhadap buah hati adalah do’a. Oleh karena itu, kita harus waspada dengan label-label atau panggilan-panggilan ringan yang kita berikan.
Contoh : kamu ini nakal, dasar anak cengeng, kolokan banget sih, dan seabreg label lain yang menjatuhkan reputasi dan kepercayaan diri anak. Bila panggilan kita bentuknya negatif, bukan mustahil panggilan tersebut melekat kuat pada diri anak sehingga ia turut melabel pribadinya dengan panggilan yang kita lontarkan. Dan secara psikologis, hal ini bisa menjadikan seorang anak under estimate, merasa diri tidak punya kehebatan, dan tentu saja ia akan merasa banyak hal yang salah dalam dirinya. Luar biasa berbahaya.
Label-label yang kita berikan pada anak, baik label positif maupun negatif, dua-duanya memiliki kekuatan yang sama untuk bisa merasuk pada diri anak. Perbedannya adalah terletak pada dampak yang ditimbulkan dari kedua label tesebut. Dan diakui atau tidak, bagi sebagian orangtua adalah merupakan hal yang sangat mudah dalam memberikan label negatif pada anak, seperti terdapat dalam contoh-contoh berikut.
  1. Betapa mudahnya kita mengatakan nakal pada anak kita hanya karena ia memukul adiknya atau salah seorang diantara keluarga. Padahal kita belum tahu tentang motif dibalik apa yang dilakukan oleh anak kita.
  2. Betapa mudahnya kita mengklaim anak kita sebagai pemalas hanya karena ia tidak mau memenuhi permintaan kita untuk mengambil gelas atau barang lainnya.
  3. Betapa ringannya kita memberikan julukan pembohong pada anak kita hanya karena ia berbuat bohong untuk yang pertamakalinya.

Sesungguhnya, anak kita belum tentu sesuai dengan julukan-julukan “menjatuhkan” yang kita berikan. Bahkan sangat mungkin, julukan-julukan tersebut benar-benar melekat pada diri anak, gara-gara kita terlalu mudah memberikannya. Padahal sejatinya, bila kita mau bersabar dengan berupaya memilih kata-kata yang lebih bijak, atau memberikan pengertian edukatif ketimbang mengklaimnya dengan kata-kata yang “mengerdilkan” jiwa, sang anak pun akan lebih menerima dan tidak akan sampai pada tingkat under astimate, sakit hati, krisis percaya diri dan lain sebagainya.
Sebaliknya, apabila panggilan yang kita upayakan berupa ungkapan yang membangun, yang optimistis dan mampu mendongkrak kepercayaan dirinya, hasilnya pun insya Allah tidak akan mengecewakan. Untuk membuktikannya, cobalah Anda membiasakan diri dengan panggilan atau ungkapan-ungkapan berikut ini;
  •  Sini hebat...!
  • Ayo... Kamu pasti bisa...!
  • Hai, Mujahid...!
  • Kakak memang pintar ya...
  • Ayo coba sekali lagi. Lakukan sampai berhasil.
  • Anak hebat bukan penakut!
  • Anak sholeh tidak cengeng!
  • Anak hebat tidak merengek!

Memberikan panggilan terbaik pada buah hati adalah akhlak Rasululllah Saw. Dan beliau pun melakukannya tidak semata-mata. Memberikan penghargaan, menjadikan buah hati menjadi lebih percaya diri dan memperlihatkan kesantunan orangtua kepada anak. Demikianlah beberapa tujuannya. Dalam buku Tahapan Mendidik Anak, Jama’al Abdur Rahman membahas tentang hal ini. Beliau menuliskan bahwa Anas r.a pernah mengatakan bahwa Rasulullah Saw adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dahulu ia punya seorang saudara laki-laki dan dikenal dengan nama panggilan Abu ‘Umair. Dan menurut Anas, saudaranya itu sudah disapih. Bila Nabi Saw datang, beliau selalu menyapanya dengan panggilan : “Hai Abu ‘Umair!”
Disadari atau tidak, baik atau buruknya panggilan yang kita berikan pada buah hati kita, tentu akan memengaruhi terhadap jiwa dan kepribadiannya. Bila panggilannya menyenangkan dan membuat anak kita merasa dihargai, maka yang akan timbul adalah kepercayaan diri yang luar biasa. Sebaliknya, bila kita justru memanggilnya dengan sebutan yang menyakitkan dan menjatuhkan, jangan salahkan anak kita bila di kemudian hari  tampil sebagai pribadi yang rendah diri.
Maka mulai saat ini berazzamlah kita untuk tidak pelit dalam memberikan panggilan terbaik. Karena awal ketangguhan buah hati kita adalah kita sendiri. Dan Rasulullah pun telah mengingatkan kita dalam sabdanya;

Janganlah sekali-kali seseorang diantara kamu mengatakan; ‘Hai budak laki-lakiku! Hai budak perempuanku,’ karena kamu semua, baik yang laki-laki maupun perempuan, adalah hamba-hamba Allah. Akan tetapi, hendaknya ia mengatakan; ‘Hai pelayan priaku! Hai pelayan wanitaku! Hai pesuruh priaku! Hai pesuruh wanitaku’” (HR. Muslim dan Ahmad)

Setelah Anda membiasakan diri menggunakan ungkapan-ungkapan positif yang reaksioner, tugas selanjutnya adalah meyakini bahwa ungkapan yang terucap dari mulut kita tersemat bukan hanya di telinga, melainkan di jiwa anak. Ungkapan atau label yang kita berikan akan bersemayam terus dalam ruang benaknya yang pada akhirnya menjadi sebuah charger  yang akan membuat diri anak kita yakin dan percaya diri. Allohu’alam bish showaab.
Sumber: Miarti (Majalah al intima )